Pages

Suara-Suara Itu

Suara-suara itu masih terus mengusik, terus berdenging ditelinga dan tak sedikitpun membiarkan ruang di kepalaku,  berada di luar jangkauannya. Biarpun senyap. Semestinya, sunyi itu adalah keheningan yang dalam dan pekat, kosong tanpa suara. Namun kenyataannya, terkadang kerinduan terhadap mereka, orang-orang yang terkasih, membuat sunyi itu jadi suara yang gemerisik. Seperti alunan bayu menggesek helai daun, disampaikannya pada tanah dan udara. Seperti angin  laut yang mengabarkan rindu pada daratan.

Suara-suara itu seperti hantu. Mereka terlalu menakutkan. Aku coba untuk tak mendengar apa yang mereka ributkan, dengan menutup telinga, tapi sepertinya suara-suara itu lebih keras dari usahaku. Mereka selalu hadir di saat-saat aku sangat menginginkan untuk senyap tak ada suara. Selalu saja mereka datang saat aku ingin terlelap di peraduan, melepaskan penatku bersama rangkaian mimpi-mimpi yang akan tercerai setelah fajar tiba. Dan disaat sadarku terkumpul, tiba-tiba suara-suara itu lenyap, menyisakan imsomnia yang tak berkesudahan...

Sungguh, aku membenci suara-suara itu.... Karena pada kenyataannya aku tak bisa menggapai mereka...


 Gyeongsan, Agustus 2010

0 comments:

Post a Comment