MT (member trainee) musim panas bersama lab member... Kami berangkat dari Gyeongsan sekitar pukul 7 pagi. Perjalanan sekitar 4 jam dengan menggunakan bus, kemudian naik boat nyebrang hampir kira-kira setengah jam ke Maemul Island....
Setiap liburan musim panas atau musim dingin, departemen kami biasanya mengadakan MT (semacam malam keakraban), ajang perkenalan antar anggota lab se-departemen, sekaligus refreshing. MT musim panas kali ini, kita pergi ke Maemul Island, Tongyeong-si, Gyeongsangnam-do. Tepat saat Ramadhan hari pertama. Musim panas, tamasya ke daerah pantai dengan suhu sekitar 35 derajat celcius, dan pada saat bulan puasa, benar-benar kombinasi yang mantap. Teman-teman Korea kami beberapa kali menawarkan minum, dan kami bilang kalau kami sedang berpuasa. "Apa tidak haus?", "Apa tidak lapar?", "Apa tidak panas?", "Mengapa berpuasa?", kira-kira begitulah pertanyaan-pertanyaan yang sering dilontarkan untuk kami. "Ya, tentu saja. Tapi kami harus menahannya"... "Karena Allah, dan agama kami...."
Dan ceritanya, 'kami dibohongi'... Katanya menyebarang ke pulau sebelah untuk memancing, gak tau nya naik gunung.... Huh, parah!! Dan, gak tanggung-tanggung, 2 kali naik dan 2 kali turun.... Soalnya boat nya gak bisa berlabuh ditempat, jadi kami harus kembali lagi ke tempat semula, jadi berarti kami harus melewati gunung itu lagi... Tapi dengan begitu, kami buktikan ke mereka, walaupun sedang berpuasa, tidak menghalangi aktivitas kami sama sekali.
Malam harinya ada acara barbeque-an, dan mereka minum soju. Tapi kami cukup beruntung tinggal di sini, dimana masyarakat setempat masih cukup menghormati dan toleran terhadap kepercayaan kami. Mereka menyediakan daging sapi impor dari Amerika dan juz sebagai pengganti, serta makanan halal lainnya. Kami mencuri-curi waktu untuk bisa tetap mengaji dan sholat tarawih. Kemudian pagi harinya, dengan sedikit mengendap-endap agar tidak mengganggu mereka, kami memasak makanan untuk sahur. Sayangnya air minumnya habis, karena berada di pulau terpencil, tidak ada vending machine atau convenience store di pulau itu. Akhirnya kami minum dengan air keran...
Dan ceritanya, 'kami dibohongi'... Katanya menyebarang ke pulau sebelah untuk memancing, gak tau nya naik gunung.... Huh, parah!! Dan, gak tanggung-tanggung, 2 kali naik dan 2 kali turun.... Soalnya boat nya gak bisa berlabuh ditempat, jadi kami harus kembali lagi ke tempat semula, jadi berarti kami harus melewati gunung itu lagi... Tapi dengan begitu, kami buktikan ke mereka, walaupun sedang berpuasa, tidak menghalangi aktivitas kami sama sekali.
Malam harinya ada acara barbeque-an, dan mereka minum soju. Tapi kami cukup beruntung tinggal di sini, dimana masyarakat setempat masih cukup menghormati dan toleran terhadap kepercayaan kami. Mereka menyediakan daging sapi impor dari Amerika dan juz sebagai pengganti, serta makanan halal lainnya. Kami mencuri-curi waktu untuk bisa tetap mengaji dan sholat tarawih. Kemudian pagi harinya, dengan sedikit mengendap-endap agar tidak mengganggu mereka, kami memasak makanan untuk sahur. Sayangnya air minumnya habis, karena berada di pulau terpencil, tidak ada vending machine atau convenience store di pulau itu. Akhirnya kami minum dengan air keran...
0 comments:
Post a Comment