Pages

You Shall Have Your Religion

Saya pulang cepet malam ini, habis selesai kelas Surface Treatment sekitar pukul 20.30 saya langsung pulang. Saya kedinginan di lab jadi saya putuskan untuk pulang lebih cepet dan belajar di rumah. Besok ada ujian Bahasa Korea dan lab meeting, Prof. minta abstract buat attend seminar (di Jeju) lagi. Saya belum bikin padahal... Ah, baru aja pulang dari conference, belum sempat bernafas... But, it's okay. Terima kasih atas kepercayaannya pada saya, Prof.

Nyampe rumah, tidak ada orang, baru saya saja yang pulang. Akhirnya makan dulu, abis itu nge-search River Flows in You nya Yiruma dan saya setel. Tiba-tiba saya pengen banget dengerin instrumentalia itu. Tak berama lama kemudian, bel berbunyi, ada yang datang rupanya. Saya tanya dari dalam keras-keras, "Siapa?", seperti kebiasaan kami disini, karena kebanyakan yang datang ke rumah adalah orang-orang Indonesia. Saya pikir teman rumah saya yang pulang dan mungkin lupa bawa kunci. Gak ada jawaban... Saya lihat jam menunjukkan pukul 21.30. Saya ulang lagi lebih  keras, dan saya dengar suara-suara dalam bahasa Korea. Saya penasaran. Saya buka pintu dan ada 2 orang Korea sudah berdiri disana, cowok dan cewek, keduanya masih tergolong muda. Saya heran, tumben-tumbennya ada orang Korea yang datang kecuali petugas Homart (swalayan), petugas dari Buldongsan (petugas yang ngurusin rumah), petugas Tekbe (pengantar barang) atau petugas pengecek gas. Apalagi malam-malam begini. Mereka bilang dari  tempat ibadah tertentu  (maaf, tidak saya sebutkan disini) dengan bahasa Inggris patah-patah dan sayangnya saya cuma ngerti sedikit bahasa Korea. Pertamanya mereka nanya saya dari negara mana. Saya bilang saya dari Indonesia. Dan ternyata mereka bisa berbahasa Indonesia sedikit-sedikit dan tahu tentang Jakarta. Mereka bilang mau nunjukkin sesuatu. Mereka nanya saya punya agama apa tidak, saya jawab kalau saya ini muslim. Saya pikir dengan begitu urusan akan selesai dan mereka pergi. Ternyata tidak. Mereka meminta masuk ke rumah ingin menunjukkan sesuatu. Akhirnya saya persilahkan masuk untuk menghormati. Dan mereka pun menyetel semacam video dan ada tulisan script bahasa Indonesia di bawahnya. Sepertinya video player yang mereka gunakan sudah disetel dalam berbagai macam bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Saya simak baik-baik tayangan videonya sampai akhir. Yang saya ingat ada istilah Tuhan Ibu disebutkan di dalam situ dan saya ditanya percaya apa tidak.

Setelah selesai, saya nanya sebenarnya tujuan kedatangan mereka apa. Dan mereka bilang ingin mengundang saya datang ke tempat ibadah mereka untuk menonton video dan belajar sesuatu. Saya jawab, maaf sekali saya tidak bisa memenuhi undangan tersebut dan saya tidak bisa datang kesana. Akhirnya mereka pamit pulang setelah menanyakan tentang teman rumah saya, apakah mereka semua sudah punya agama. Saya bilang kalau teman rumah semuanya adalah muslim. Saya iseng nanya, sudah berapa lama mereka memeluk agama. Mereka jawab sudah 10 tahun.

Tanpa bermaksud SARA, disini saya cuma ingin memberi gambaran betapa banyaknya orang-orang Korea yang tidak punya agama dan yang tidak percaya adanya Tuhan YME sehingga para pemeluk agama sangat gencar menyebarkan agamanya. Ini adalah untuk beberapa kalinya selama disini, setelah saya sering juga dikasi selebaran untuk datang ke tempat ibadah tertentu dan pernah juga dikasi kitab suci agama tertentu (yang pasti bukan tempat ibadah agama saya dan bukan kitab suci agama saya). Sepertinya sudah jelas deh dengan saya memakai jilbab menutupi kepala...
Anyway, I take high respect to another beliefs. Moreover, some of my close friends are in different reliance with me...

 Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. (Q.S. 109:6)

0 comments:

Post a Comment